ILMU KEPRIBADIAN
Rabu, 18 Agustus 2010
KATA - KATA INSPIRATION
~ Zikra Fadli INSPIRATION ~
Awalalilah setiap langkah & pekerjaanmu dg Basmalah, jalanilah hidup ini dg penuh kesabaran, hadapi lah ujian dg penuh keikhlasan, berjalanlah dalam hidup ini dg penuh perhitungan, agar hidupmu aman & sentosa , bahagia dunia akhirat amiiin
~ Zikra Fadli INSPIRATION ~
Selasa, 06 Juli 2010
Organisasi bergerak dinamis mengikuti perkembangan dunia sekitarnya.
Mengelola perubahan adalah hal yang sulit. Ukuran kapasitas kepemimpinan seseorang salah satu diantaranya adalah:
a. kemampuannya dalam mengelola perubahan.
b. Kemampuan ini penting sebab pada masa kini pemimpin, akan selalu dihadapkan pada perubahan-perubahan,
c. pemimpin dituntut untuk mampu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan.
d. Pemimpin yang kuat bahkan mampu mempelopori perubahan lingkungan.
Ditengah-tengah dinamika organisasi (yang antara lain diindikasikan oleh adanya perilaku staf/ individu yang berbeda-beda), maka untuk mencapai efektivitas organisasi – penerapan keempat gaya kepemimpinan diatas perlu disesuaikan dengan tuntutan keadaan. Inilah yang dimaksud dengan situational leadership.
Yang perlu diperhatikan adalah bahwa untuk dapat mengembangkan gaya kepemimpinan situasional ini, seseorang perlu memiliki tiga kemampuan khusus yakni:
a. Kemampuan analitis (analytical skills), yakni kemampuan untuk menilai tingkat pengalaman dan motivasi bawahan dalam melaksanakan tugas.
b. Kemampuan untuk fleksibel (flexibility atau adaptability skills), yaitu kemampuan untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang paling tepat berdasarkan analisa terhadap siatuasi.
c. Kemampuan berkomunikasi (communication skills), yakni kemampuan untuk menjelaskan kepada bawahan tentang perubahan gaya kepemimpinan yang Anda terapkan.
Ketiga kemampuan diatas sangat dibutuhkan bagi seorang pemimpin, sebab seorang pemimpin harus dapat melaksanakan tiga peran utamanya yakni peran interpersonal, peran pengolah informasi (information processing), serta peran pengambilan keputusan (decision making) (Gordon, 1996 : 314-315).
Teori Kepemimpinan
DuBrin (2005 : 3) mengemukakan bahwa kepemimpinan itu adalah upaya mempengaruhi banyak orang melalui komunikasi untuk mencapai tujuan, cara mempengaruhi orang dengan petunjuk atau perintah, tindakan yang menyebabkan orang lain bertindak atau merespons dan menimbulkan perubahan positif, kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam rangka mencapai tujuan, kemampuan untuk menciptakan rasa percaya diri dan dukungan diantara bawahan agar tujuan organisasional dapat tercapai
Siagian (2002 : 62) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain (para bawahannya) sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak disenanginya.
Nimran (2004 : 64) mengemukakan bahwa kepemimpinan atau leadership adalah merupakan suatu proses mempengaruhi perilaku orang lain agar berperilaku seperti yang akan dikehendaki.
Manajemen dan Organisasi dalam Pengembangan Individu
Pengertian organisasi menurut Stoner adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama. Sementara definisi manajemen menurut John M. Pfiffner, manajemen berhubungan dengan pengarahan orang dan fungsi – fungsinya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Segala yang terjadi dalam proses mencapai tujuan tersebut memerlukan pengelolaan. Dalam hal inilah manajemen masuk dalam organisasi. Dapat dikatakan juga bahwa manajemen berarti proses mengatur segala hal dalam organisasi.
Menurut Robbins, Manajemen memiliki beberapa fungsi yang harus dilakukannya dalam mengelola organisasi:
1) Perencanaan, fungsi perencanaan meliputi penentuan tujuan organisasi, menetapkan suatu strategi keseluruhan untuk mencapai tujuan, dan mengembangkan suatu hierarki rencana yang menyeluruh untuk memadukan dan mengkoordinasikan kegiatan – kegiatan.
2) Pengorganisasian, fungsi pengorganisasian merupakan tanggung jawab dalam perancangan struktur organisasi. Fungsi ini mencakup penetapan tugas – tugas apa yang harus dilakukan, siapa yang harus melakukan, bagaimana tugas – tugas itu dikelompokkan, siapa melapor kepada siapa, dan di mana keputusan harus diambil
3) Kepemimpinan, semua organisasi terdiri dari kumpulan orang – orang, dan tugas manajemen untuk mengarahkan dan mengkoordinasi mereka. Inilah fungsi kepemimpinan. Saat mereka memotivasi bawahan, mengarahkan kegiatan orang lain, memilih saluran komunikasi yang paling efektif, atau memecahkan konflik antar anggota. Hal – hal tersebut merupakan kepemimpinan.
4) Pengendalian, Setelah semua tujuan dan rencana telah ditetapkan, pengaturan structural digambarkan, dan orang – orang dipekerjakan, masih ada kemungkinan bahwa ada sesuatu yang keliru. Untuk memastikan bahwa semua urusan berjalan lancer, manajemen harus memantau kinerja organisasi. Kinerja yang sebenarnya harus dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Jika terjadi penyimpangan yang cukup berarti, adalah tugas manajemen untuk mengembalikan kinerja organisasi pada jalurnya. Pemantauan, pembandingan, dan kemungkinan mengoreksi inilah yang diartikan dengan fungsi pengendalian.
Dari penjelasan tersebut dapat dilihat hubungan manajemen dan organisasi dalam pengembangan individu. Manajemen bertugas untuk memimpin, mengkoordinasi, mengawasi, dan memastikan semua individu bergerak ke arah tujuan yang sama. Manajemen juga bertanggung jawab atas organisasi dan semua yang terlibat di dalamnya. Kemajuan dan keberhasilan suatu organisasi mencapai tujuan bersama sangat bergantung pada kinerja setiap individu. Selain memimpin, manajemen juga harus memberikan motivasi dan masukan kepada setiap individu yang dipimpinnya.
Setiap manusia memiliki gaya dan ciri masing-masing dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak semua orang memiliki seluruh kriteria untuk dapat disebut sebagai orang yang memiliki mental yang sehat karena setiap orang mungkin memiliki sifat tertentu yang dicirikan sebagai mental tidak sehat.
Ciri Mental Sehat Pada Seseorang :
1. Bertanggungjawab : Berani menghadapi segala hal yang dilakukannya.
2. Dewasa : Memiliki sikap dan perilaku yang tidak manja dan kekanak-kanakan.
3. Menghormati dan Menghargai Orang Lain : Berperilaku sopan santun sesuai aturan, nilai, norma dan adat istiadat yang ada di suatu tempat.
4. Optimis : Berfikir positif dalam menghadapi kehidupan.
5. Beriman dan Bertakwa : Percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan melaksanakan perintahNya dan meninggalkan laranganNya.
6. Disiplin : Taat dan patuh terhadap aturan yang ada serta menghargai waktu yang ada.
7 Ciri Cemerlang Orang (Pemimpin / Usahawan) yang Positif
"Waktu saya budak-budak dahulu, setiap 10 perkara yang saya buat, 9 gagal. Saya tidak mahu menjadi seorang yang gagal. Sebab itu, saya berusaha 10 kali ganda daripada biasa." – George Bernard Shaw |
1. Semakin Tercabar, Semakin Kuat
Seseorang yang positif berperibadi kuat seumpama besi waja; semakin dibakar oleh keadaan, semakin menghadapi cabaran hidup, semakin teguh melayari kehidupan.
Seseorang yang berperibadi lemah, laksana timah atau lilin; apabila terkena api, hancur lebur. Apabila terketuk oleh cabaran, berkecai!
Dr. Mahathir Mohamad banyak memberi contoh yang cemerlang kepada kita semua. Lagi banyak masalah yang dihadapi, lagi bertambah kuat beliau. Seperti gam "exhaust pipe", semakin kepanasan, semakin keras mencengkam! Orang lain sudah habis dan gawat idea, beliau keluar pula dengan idea (pencetus penyelesaian masalah) yang mengejutkan! Itulah yang amat kita kagumi mengenai YABhg Tun Dr. Mahathir Mohamad yang bersifat semakin tercabar, semakin gagah!
Dunia amat mengkagumi keperibadian dan idea-idea beliau. Dunia juga amat mengharapkan pandangan-pandangan dan fikiran-fikiran tajam Dr. Mahathir.
2. Melihat Peluang Dalam Kegawatan
Orang yang negatif melihat kegawatan sebagai penghalang kemajuan. Tetapi, orang yang positif dapat melihat peluang keemasan dalam kegawatan!
Kisah hidup Onassis amat menarik perhatian saya. Aristotle Onassis, seorang jutawan Greek di Argentina, asalnya adalah seorang budak miskin. Ia pindah ke Argentina dari Greek untuk membina satu penghidupan baru di sana. Umurnya waktu itu hanya 17 tahun.
Lepas Perang Dunia Kedua, dunia menghadapi kemelesetan ekonomi yang sangat teruk; banyak syarikat muflis; ramai orang yang jadi miskin dan papa; ramai juga orang yang hilang harapan. Tetapi, Onassis tidak membiarkan dirinya menjadi gagal. Ia tekad mencari peluang dalam kekemelutan itu. Ia telah nampak suatu peluang. Ia sedar yang tentera-tentera Amerika Syarikat sedang menghadapi masalah kelebihan kapal perang; kapal-kapal tidak lagi digunakan untuk berperang. Ia telah membeli kapal-kapal kecil tentera Amerika Syarikat itu dengan harga yang murah. Setelah membuat sedikit-sedikit pindaan, kapal-kapal tersebut sudah boleh digunakan bagi mengangkut barang-barang dan minyak yang diperdagangkan.
Onassis yang positif telah dapat melihat peluang dalam kegawatan, manakala, orang lain lebih melihat halangan-halangan dalam kegawatan.
3. Sentiasa Berusaha Bersungguh-sungguh
Seseorang yang positif berpegang kepada falsafah bahawa kalau tidak dipecahkan ruyung manakan dapat sagunya. Fokusnya ialah untuk mencapai kejayaan; mencapai matlamat yang telah ditetapkannya dengan penuh kesungguhan dan keberanian.
Seperti pesanan Paul Getty; untuk mencapai sesuatu kejayaan, seseorang itu perlu / mesti membuat dua perkara ini:
Pertama: TETAPKAN SATU MATLAMAT BESAR4. Tidak Menyalahkan Keadaan
Kedua: MENCAPAINYA DENGAN PENUH KEBERANIAN!
Untuk penjelasan lanjut, silalah klik di sini.
Seseorang yang positif tidak mengeluh atau mengecam bila ditimpa musibah atau terdapat kekurangan pada dirinya. Sebaliknya ia menggunakan kekurangan-kekurangan itu untuk kebaikan kepada dirinya serta orang lain.
Napoleon, yang kecil dan rendah iaitu 5 kaki 1 inci sahaja, selalu dipermain-mainkan oleh rakan-rakannya di Maktab Tentera tempat ia belajar. Tambahan pula, Napoleon ialah seseorang yang berasal dari Pulau Corsica, pulau yang dipandang tidak begitu penting oleh orang-orang Perancis.
Kerana itu, Napoleon telah berazam untuk menunjukkan / membuktikan kepada rakan-rakannya yang selalu mengejek-ejeknya bahawa ia lebih baik daripada mereka. Ia telah belajar ilmu ketenteraan dengan bersungguh-sungguh. Akhirnya, beliau telah menjadi Maharaja Perancis - menakluki tiga suku Benua Eropah. Kekurangannya, serta ejekan-ejekan dari rakan-rakannya itulah yang mendorongnya menjadi panglima terkenal.
5. Sentiasa Mencari Jalan Memperbaiki Diri
Orang yang positif sedar bahawa apa yang dilihat sebagai terbaik pada hari ini mungkin hanya dinilai sebagai sederhana saja sepuluh tahun akan datang. Oleh kerana itu, orang yang positif tidak henti-henti mencari jalan dengan bersungguh-sungguh untuk membaiki kehidupannya.
Selaras dengan itu, Peter Drucker, seorang profesor ilmu pengurusan Amerika Syarikat ada berkata: "Pengurus yang berjaya sentiasa bertanya kepada dirinya apakah yang boleh ia buat, bukan apa yang orang lain patut buat untuk dia."
6. Mendengar Dahulu Pendapat Orang Lain
Orang-orang yang positif tidak mengenepikan kecaman-kecaman musuhnya misalnya dengan terus mengatakan orang itu salah. Tetapi, ia akan mendengar kecaman-kecaman tadi dan memikirkan betulkah ia salah atau tidak. Perlu diingat, bahawa, bila orang mengecam tentulah ada sebab-sebabnya. Kadang-kadang daripada kecaman orang lain, kita boleh dapat petunjuk untuk membaiki diri dan kerja kita.
Presiden Abraham Lincoln pernah dikecam oleh Menteri Pertahanannya, Edward Stanton. Ia telah digelar oleh Stanton sebagai seorang dungu. Adakah Lincoln marah dan memecat Menteri Pertahanan itu? Tidak! Sebaliknya, ia telah bertanya kepada Stanton mengapa ia berkata demikian? Stanton telah menerangkan bahawa langkah Lincoln memindahkan beberapa batalion tentera ke suatu tempat itu hanya akan merugikan kerajaan Amerika Syarikat. Presiden Lincoln yakin terhadap penjelasan Stanton itu, lalu menarik balik rancangannya tadi.
Sebaliknya, pemimpin-pemimpin yang tidak mengindahkan kecaman orang bahawa dasar pentadbiran dan ekonominya tidak dapat membawa keadilan sosial kepada rakyatnya, akhirnya, terpaksa meletakkan jawatan atau kalah dalam keadaan yang mengaibkan.
Inilah yang perlu diberi perhatian oleh pemimpin-pemimpin termasuk di negara kita. Mereka bukan sahaja perlu mendengar dengan telinga tetapi juga dengan mata, hati, dan minda terhadap setiap rintihan rakyat (pengundi) sama ada yang tersurat atau tersirat. Jika ini dapat diamalkan, insya-Allah, rakyat akan merasa sentiasa terbela dan terus memberi sokongan. Jika tidak, rakyat boleh bertindak balas! Rakyat adalah pelanggan yang mesti diberi layanan yang cemerlang dan kepuasan oleh pemimpin-pemimpin (wakil rakyat-wakil rakyat).
7. Sentiasa Bangun Apabila Terjatuh
Orang yang positif tidak gemar dengan sikap berputus asa. Orang positif memandang sesuatu kegagalan itu pada sudut positif. Mereka memandang kegagalan sebagai guru terbaik dalam konteks mencapai kejayaan. Oleh kerana itu, orang-orang yang positif walau betapa teruk pun mereka jatuh, akan terus berusaha untuk bangun semula serta berusaha mengukir kejayaan yang lebih besar daripada sebelum mereka mengalami kegagalan / kejatuhan.
Oleh itu, janganlah sekali-kali berputus asa. Sikap berputus asa adalah amalan syaitan. Allah mencintai makhluk-makhlukNya yang positif dan cekal serta sentiasa memohon keredaanNya. Insya-Allah.
1. Hidup di saat ini.
Memikirkan masa lalu atau masa depan adalah hal yang sering membuat kita cemas. Jarang sekali kita panik karena kejadian masa sekarang. Jika Anda menemukan pikiran anda terkukung dalam apa yang telah terjadi atau apa yang belum terjadi, ingatlah bahwa hanya masa kini yang dapat kita kontrol.
2. Katakan hal positif pada diri sendiri
Katakan pada diri Anda bahwa Anda kuat, Anda mampu. Ucapkan hal tersebut terus-menerus, kapanpun. Terutama, mulailah hari dengan mengatakan hal positif tentang diri sendiri dan hari itu, tidak peduli jika hari itu Anda harus mengambil keputusan sulit ataupun Anda tidak mempercayai apa yang telah Anda katakan pada diri sendiri.
3. Percaya pada kekuatan pikiran positif
Jika Anda berpikir positif, hal-hal positif akan datang dan kesulitan-kesulitan akan terasa lebih ringan. Sebaliknya, jika Anda berpikiran negatif, hal-hal negatif akan menimpa Anda. Hal ini adalah hukum universal, seperti layaknya hukum gravitasi atau pertukaran energi. Tidak akan mudah untuk mengubah pola pikir Anda, namun usahanya sebanding dengan hasil yang bisa Anda petik.
4. Jangan berdiam diri.
Telusuri apa yang membuat Anda berpikiran negatif, perbaiki, dan kembali maju. Jika hal tersebut tidak bisa diperbaiki lagi, berhenti mengeluh dan menyesal karena hal itu hanya akan menghabiskan waktu dan energi Anda, juga membuat Anda merasa tambah buruk. Terimalah apa yang telah terjadi, petik hikmah/pelajaran dari hal tersebut, dan kembali maju.
5. Fokus pada hal-hal positif.
Ketika kita sedang sedang berpikiran negatif, seringkali kita lupa akan apa yang kita miliki dan lebih berfokus pada apa yang tidak kita miliki. Buatlah sebuah jurnal rasa syukur. Tidak masalah waktunya, tiap hari tulislah lima enam hal positif yang terjadi pada hari tersebut. Hal positif itu bisa berupa hal-hal besar ataupun sekadar hal-hal kecil seperti 'hari ini cerah' atau 'makan sore hari ini menakjubkan'. Selama Anda tetap konsisten melakukan kegiatan ini, hal ini mampu mengubah pemikiran negatif Anda menjadi suatu pemikiran positif. Dan ketika Anda mulai merasa berpikiran negatif, baca kembali jurnal tersebut.
6. Bergeraklah
Berolahraga melepaskan endorphin yang mampu membuat perasaaan Anda menjadi lebih baik. Apakah itu sekadar berjalan mengelelingi blok ataupun berlari sepuluh kilometer, aktifitas fisik akan membuat diri kita merasa lebih baik. Ketika Anda merasa down, aktifitas olahraga lima belas menit dapat membuat Anda merasa lebih baik.
7. Hadapi rasa takutmu
Perasaan negatif muncul dari rasa takut, makin takut Anda akan hidup, makin banyak pikiran negatif dalam diri Anda. Jika Anda takut akan sesuatu, lakukan sesuatu itu. Rasa takut adalah bagian dari hidup namun kita memiliki pilihan untuk tidak membiarkan rasa takut menghentikan kita.
8. Coba hal-hal baru
Mencoba hal-hal baru juga dapat meningkatkan rasa percaya diri. Dengan mengatakan ya pada kehidupan Anda membuka lebih banyak kesempatan untuk bertumbuh. Jauhi pikiran 'ya, tapi...'. Pengalaman baru, kecil atau besar, membuat hidup terasa lebih menyenangkan dan berguna.
9. Ubah cara pandang
Ketika sesuatu tidak berjalan dengan baik, cari cara untuk melihat hal tersebut dari sudut pandang yang lebih positif. Dalam setiap tantangan terdapat keuntungan, dalam setiap keuntungan terdapat tantangan.
Teknik Public Speaking: Tips Menjadi ‘Pembicara Hebat’
PUBLIC Speaking (PS) secara harfiyah artinya berbicara di depan umum, utamanya ceramah atau pidato. Secara luas, PS mencakup semua aktivitas berbicara (komunikasi lisan) di depan orang banyak, termasuk dalam rapat, membawakan acara (jadi MC), presentasi, diskusi, briefing, atau mengajar di kelas. Presenter TV dan penyair radio termasuk melakukan PS dilihat dari sisi jumlah audience yang banyak (publik), meskipun tidak face to face.
Menjadi “Great Public Speaker” dapat dilakukan dengan dua cara, yakni:
1. Practice –Latihan pidato di depan kawan-kawan, keluarga, bahkan anjing/kucing, atau siapa saja yang bisa mendengarkan; di depan cermin; menggunakan recorder.
2. Building Skill –membangun keterampilan PS dengan memahami teknik PS, meliputi persiapan dan penyampaian.
PERSIAPAN
Persiapan Mental
1. Rileks! Atasi gugup dengan menarik nafas panjang/dalam; menggerakan badan; berdiri tegak layaknya tentara berbaris dengan bahu dan dada yang tegap, lalu tersenyumlah!
2. Know the room! Jadikan seakan-akan ia kamar Anda sendiri.
3. Know the audience! Kenali karakteristik dan pandang mereka sebagai teman akrab.
4. Know your material! Anggaplah Anda yang paling tahu.
Persiapan Fisik
1. Pastikan kondisi badan dan suara fit, segar, dan normal
2. Kenakan pakaian yang serasi dengan susana acara.
3. Jangan memakan keju, mentega, atau minum susu, soda, teh, kopi, sekurang-kurangnya sejam sebelum tampil.
4. Jabatlah tangan Anda agar darah mengalir — membuat gerakan tangan Anda lebih alami saat berbicara di podium.
5. Jaga agar mulut dan tenggorokan Anda tetap basah. Siapkan selalu air mineral.
Persiapan Materi
1. Baca literatur dan cari sumber data sebanyak mungkin. Semakin banyak pengetahuan dan wawasan, Anda pun kian percaya diri.
2. Susun pointer atau outline.
3. Anda punya empat pilihan penguasaan materi: Membaca naskah (Reading from complete text), menggunakan catatan (Using notes) berupa garis besar materi (outline) –ini cara terbaik, menggunakan hapalan (memory) –pilihan terburuk karena komunikasi dengan audience berkurang, terutama soal kontak mata; dan menggunakan alat bantu visual sebagai catatan (Using Visual Aids as Notes).
PEMBUKAAN
1. Start Low and Slow
2. Don’t apologize.
3. Teknik pembuka a.l. langsung menyebut pokok persoalan yang akan dibicarakan; mengajukan pertanyaan provokatif, menyatakan kutipan — teori, ungkapan, peristiwa, atau pepatah.
PENYAMPAIAN
1. Teknik pemaparan: deduktif – gagasan utama ke perincian; “teori” ke empiris; induktif – kasus ke kesimpulan; empiris ke “teori”; kronologis – Urutan peristiwa.
2. Audible –bicaralah agak keras agar cukup terdengar (Audible)
3. Clarity — ucapkan setiap kata dengan jelas (Clarity).
4. Gunakan kata berona (colorfull word) – yang melukiskan sikap, perasaan, keadaan. Misalnya, kata “terisak-isak” lebih berona daripada kata “menangis”; kata “matanya berbinar-binar” -> bergembira, dll.
5. Kalimat aktif (action words) lebih dinamis daripada kalimat pasif.
PENUTUP
1. Langsung tutup, ucapkan salam, jika materi pembicaraan sudah disampaikan atau waktu sudah habis.
2. Teknik penutup: menyimpulkan, menyatakan kembali gagasan utama dengan kalimat berbeda, mendorong audience untuk bertindak (Appeal for Action), kutipan sajak, kitab suci, pribahasa, atau ucapan ahli, memuji khalayak, dll.
ELEMEN PUBLIC SPEAKING
Teknik Vokal
1. Intonasi (intonation) –nada suara, irama bicara, atau alunan nada dalam melafalkan kata-kata.
2. Aksentuasi (accentuation) atau logat, dialek. Lakukan stressing pada kata-kata tertentu yang dianggap penting.
3. Kecepatan (speed). Jangan bicara terlalu cepat.
4. Artikulasi (articulation), yaitu kejelasan pengucapan kata-kata; pelafalan kata (pronounciation).
5. Infleksi – lagu kalimat, perubahan nada suara; hindari pengucapan yang sama bagi setiap kata. Infleksi naik (go up) menunjukkan adanya lanjutan, menurun (go down) tunjukkan akhir kalimat.
Eye Contact
1. Pandang audience; sapukan pandangan ke seluruh audience.
2. Pandang tepat pada matanya!
Gesture
1. Alami, spontan, wajar, tidak dibuat-buat.
2. Penuh, tidak sepotong-sepotong, tidak ragu.
3. Sesuai dengan kata-kata.
4. Gunakan untuk penekanan pada poin penting,
5. Jangan berlebihan. Less is more!
6. The most important gesture: to SMILE!
7. Gerakan tubuh meliputi: ekspresi wajah, gerakan tangan, lengan, bahu, mulut atau bibir, gerakan hidung, kepala, badan, kaki.
8. Setiap gerakan mengandung tiga bagian: Pendekatan (The Approach) – Tubuh siap untuk bergerak; Gerakan (The Stroke) – gerakan tubuh itu sendiri; dan Kembali (The Return) – kembali ke posisi semula atau keadaan normal.
9. Variatif, jangan monoton. Misalnya terus-menerus mengepalkan jari tangan di atas.
10. Jangan melalukan gerakan tubuh yang tidak bermakna atau tidak mendukung pembicaraan seperti: memegang kerah baju, mempermainkan mike, meremas-remas jari, dan menggaruk-garuk kepala.
11. Makin besar jumlah hadirin, kian besar dan lambat gerakan tubuh yang kita lakukan. Jika kita berbicara di depan hadirin dalam jumlah kecil, atau di videoconferencing, atau di televisi, lakukan gerakan tubuh alakadarnya (smaller gestures).
Humor
1. Bumbu Public Speaking.
2. Use Natural Humor! Don’t try to be a stand up comedian!
3. Gunakan hentian (pause) sekadar memberikan kesempatan kepada pendengar untuk tertawa.
4. Teknik humor a.l. Exaggeration –melebihkan sesuatu secara tidak proporsional. Misalnya, ungkapan “hujan lokal” bagi pembicara yang “menyemburkan” air liur; parodi –meniru gaya suatu karya serius (lagu, pepatah, puisi) dengan penambahan agar lucu, misalnya mengubah lirik lagu dengan kata-kata baru bernada humor; teknik belokan mendadak –membawa khalayak untuk meyakini bawa kita akan berbicara normal, namun tiba-tiba kita mengatakan sebaliknya atau tidak disangka-sangka pada akhir pembicaraan. Contoh: Saya mencintai seorang wanita, namun kami tidak bisa menikah karena keluarganya merasa keberatan. Saya tidak bisa apa-apa, karena keluarganya yang tidak setuju itu adalah suami dan anak-anaknya!; TV (baca: tivi) yang dibuat di Bandung dan bermerk “Parisj van Java” yaitu tipikir-pikir tidak ada. Wasalam. (www.romeltea.com).*
Teknik Menundukkan Rasa Takut dalam Public Speaking
Dalam buku the Power of Public Speaking, diungkapkan bahwa ada beberapa teknik efektif dalam berbicara di depan umum (public speaking) untuk mengendalikan kegugupan atau rasa takut yang biasa menghinggapi pembicara.
Perlu anda ketahui, sekalipun seorang pemberi ceramah memiliki pengalaman dalam public speaking, ia selalu akan dihinggapi perasaan takut jika diminta berbicara di depan umum. Yang membedakannya hanyalah kemampuan untuk mengendalikan dan memanfaat rasa takut itu.
Ada beberapa tips menundukkan rasa takut sebagai berikut :
1. TETAPKAN TUJUAN YANG REALISTIS
Jangan bermimpi untuk menyampaikan semua. Tetapkan tujuan mengapa anda berbicara di situ, dan apa yang anda harapkan selesai sa'at anda berbicara di sana. Jangan ingin menyenangkan semua orang, tingkatkan kapasitas diri anda dengan menyampaikan sesuatu yang penting. Gagasan penting dalam pikiran anda biasanya menjadi berkat tersendiri bagi pendengar.
2. VISUALISASIKAN MASA DEPAN ANDA
Imajinasi sangat ampuh untuk membunuh rasa takut. Berimajinasilah bahwa anda telah menjadi pembicara profesional, maka pikiran dan tubuh anda akan menyesuaikan diri dengan imajinasi tersebut.
3. MENGHILANGKAN PIKIRAN NEGATIF
Pikiran negatif dapat diatasi secara sistematis dengan mulai menyusun langkah “pemadam kebakaran” seandainya hal-hal yang anda kuatirkan itu benar-benar terjadi. Ini sama dengan menyusun ‘plan B’ jika ‘plan A’ tidak berjalan semestinya. Mereka yang tidak sepakat dengan anda dalam ruangan ceramah adalah orang yang sangat ingin agar anda meningkatkan kemampuan anda untuk menarik perhatian mereka.
4. BERPIKIR POSITIF
Sikap pikiran yang positif akan menggerakkan zat adrenalin dalam tubuh dan mengubahnya menjadi rasa ‘percaya diri’. Bangunlah kepercayaan diri anda dengan mengkonsumsi apa-apa yang positif, serta biasakan untuk menghargai orang. Para ahli mengatakan bahwa menghargai orang lain adalah sikap para profesional.
5. LATIHAN KONSTAN 2 MENIT
Kegugupan biasanya memukul dipermulaan. jadi waspadailah dengan cara berlatih selama 2 menit sebelum anda mulai berbicara. Kuasai pendahuluan anda, sebab jika anda berhasil menguasai pendahuluan anda maka kepercayaan diri anda akan meningkat tajam.
6. BERBICARA DENGAN CATATAN KECIL
Pakailah lembaran kecil untuk membantu anda mengingat beberapa hal. Jangan pernah bermimpi bahwa pembicara profesional “tidak pernah menggunakan catatan.” Jangan percayai tatapan peserta yang ‘memohon’ anda melepaskan catatan anda. Tatapan ‘memohon’ itu adalah racun yang merusak sebuah ceramah. Anda harus tetap pada catatan anda. Improvisasi hanya perlu jika anda benar-benar yakin bahwa bahan anda memerlukannya. Selebihnya, tetaplah kepada catatan atau outline anda.
7. BERLATIH-BERLATIH DAN BERLATIH
Sehebat apapun materi anda, jika anda tidak melatihnya maka semua hanya menjadi gagasan. Anda harus mengingat bahwa sukses anda sebagai pembicara adalah ketika peserta diyakinkan.
8. BAGILAH LATIHAN ANDA
Bagilah dalam 3 bagian utama: Awal, Isi dan Akhir
9. LUPA ITU WAJAR
Jika anda terlupa, segeralah kembali ke catatan anda. Lupa itu wajar. Tetapi sangat celaka ketika anda kemudian menyelamatkan diri dengan membuang catatan anda.
10. TIDAK PERLU MENCERITAKAN SEMUA YANG ANDA TAHU
Tenang saja! Orang sesungguhnya tidak mengharapkan anda mengeluarkan semua. Pertama adalah soal waktu, kedua adalah soal bahwa mereka memang tidak mengharapkan segala sesuatu dituntaskan saat itu juga.
11. JADILAH DIRI ANDA SENDIRI
Inilah nasihat terakhir yang bisa diberikan! Anda harus menjadi diri anda sendiri. Anda hanya akan menjadi yang terbaik jika anda menjadi diri sendiri. Itulah yang menarik hati orang, ketulusan anda, lebih penting dari pengetahuan anda. Anda tidak perlu sempurna untuk diterima, sebab peserta juga tahu mereka tidak sempurna. Jadi jangan menipu diri sendiri.